Memandang langit senja sering kali membuat hati mengharu biru. Merindukan penghuni semesta yang pernah hadir di dalam ingatan nun jauh dari jangkauan. Teringat masa mengenang yang tak mungkin dapat terulang tertelan oleh perubahan jaman. Menatap masa depan yang masih menerawang menunggu datangnya suatu rahasia.
Sesak di dada namun tiada kata yang bisa terucap. Air mata semakin ditahan semakin tak terbendung meluluhkan ketegaran yang tersembunyi. Sayup-sayup alunan ayat suci menambah birunya perasaan antara sedih dan bahagia membaur tiada batas.
Segenap rasa syukur kuucapkan kehadirat Sang Pemilik langit senja yang telah memberikan nikmat karunianya hingga hari ini dan semoga sampai ke akhirnya nanti.
Di bawah langit senja nan indah kemerahan ini kupasrahkan segalanya dan kupanjatkan seuntai doa semoga yang Maha Kuasa menyampaikan salam rindu dari lubuk hati yang paling dalam buat seluruh penghuni semesta dimanapun berada.
-Kutulis di atas loteng sambil ngangkatin jemuran-